Jumat, 04 Juni 2010

Rahasia Mengembangkan Kepribadian

Rahasia Mengembangkan Kepribadian

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang prihatin mengenai perkembangan orang muda saat ini. Mereka lebih lambat dewasa. Bandingkan dengan masa-masa menjelang dan setelah Indonesia merdeka, orang-orang muda yang mengambil tanggung jawab mendirikan bangsa dan negara ini.

Bung Karno dan Bung Tomo merupakan contoh bagaimana orang muda pada waktu itu telah mampu keluar dari perhatian terhadap diri sendiri. Mereka memberikan perhatian kepada hal yang besar, berupa kehidupan yang lebih luas tanpa tanggung-tanggung: bangsa dan negara Indonesia yang sangat besar!

Kondisi pada waktu itu memang menciptakan peluang tersebut. Orang muda mendapat tantangan bertindak. Di dalam keluarga pun terdapat tradisi pendidikan yang sangat menekankan tanggung jawab sedini mungkin, dengan menerapkan sistem ganjaran dan hukuman (reward dan punishment) yang konsisten.

Hampir tiap keluarga menerapkan pembagian tugas kepada semua anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga maupun tugas lain membantu orangtua.

Pentingnya Tanggung Jawab dan Disiplin Dengan praktik-praktik orangtua pada masa lalu tersebut, entah disadari atau tidak, sebenarnya orangtua telah melatih anak untuk memiliki perhatian serta tanggung jawab terhadap kehidupan bersama, dan mengembangkan disiplin.

Selain melalui tugas rumah tangga, anak-anak juga mengalami pendisiplinan melalui aturan-aturan jam tidur siang, jam belajar bersama, jam bermain, dan sebagainya. Tampak bahwa pemberian tanggung jawab dan pendisiplinan sejak dini berperan sangat penting dalam mendorong pendewasaan seorang anak.

Keadaan saat ini sungguh berbeda. Anak sering tetap diperlakukan sebagai bocah hingga mereka remaja, tanpa menerima kewajiban yang memungkinkan mereka memberikan perhatian terhadap lingkungan. Kewajiban yang diberikan sebatas belajar dan menghasilkan nilai rapot yang memuaskan bagi orangtua.

Akibatnya, banyak anak tetap bergantung pada orangtua hingga lulus sarjana. Padahal, tanpa pengalaman tanggung jawab dan disiplin, kemampuan mengatasi masalah kurang berkembang. Mereka juga kurang memiliki daya juang. Terutama bila tidak punya prestasi atau keterampilan tertentu, mereka cenderung mengalami krisis harga diri.

Alih-alih memikirkan tanggung jawab akan dunia sekelilingnya, mereka justru sibuk mengatasi dirinya sendiri yang tidak bahagia. Sebagian bahkan menggunakan cara-cara tidak sehat untuk mengatasinya (seperti menggunakan obat terlarang) di samping memboroskan waktu untuk mencari pemuasan diri sesaat.

Manfaat Berorganisasi Mengapa terjadi perubahan pola pendidikan orangtua dalam kultur kita? Perubahan tersebut nampaknya tidak lepas dari perkembangan masyarakat yang semakin komplek, sehingga menggeser orientasi-orientasi dalam hidup.

Perubahan kurikulum pendidikan formal yang cenderung membebani anak dan orangtua, ikut mendorong orangtua untuk membebaskan anak dari tugas-tugas lain selain sekolah atau mencapai prestasi lain. Membiasakan anak selalu dilayani oleh pembantu rumah tangga merupakan faktor yang lain.

Lalu, langkah apa yang dapat ditempuh untuk mengembangkan kepribadian anak-anak muda kita? Menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan disiplin merupakan keharusan. Mendorong aktif dalam organisasi yang memiliki program terstruktur seperti OSIS, sanggar seni, lembaga pengabdian, merupakan langkah lain.

Sebuah penelitian mengenai manfaat organisasi pemuda di Amerika memberikan gambaran yang menarik mengenai apa saja perkembangan yang dialami oleh para anggota organisasi yang diteliti.

Larson dkk (2004), melakukan observasi dan wawancara terhadap para anggota dan pimpinan tiga organisasi yang berbeda basis kegiatan (pendidikan, seni, dan kemasyarakatan), masing-masing 3-4 bulan. Melalui hasil penelitian ini kita dapat melihat manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anggotanya.

1. Mengembangkan inisiatif Temuan Larson dkk pada tiga program yang diteliti, sesuai dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa keterampilan inisiatif para anggota tumbuh melalui tantangan yang mereka hadapai dalam mencapai suatu tujuan. Pada mulanya para anggota ”sekadar melakukan”, tetapi setelah beberapa minggu kemudian mereka mulai tampak mengembangkan strategi untuk menghadapi suatu tantangan (tugas), dan lebih memobilisasi waktu dan usaha. Beberapa hal yang dipelajari sebagai hal yang menghasilkan kesuksesan program adalah: (a) memulai secara lebih awal; (b) mengelola waktu; (c) bekerja keras.

Beberapa anggota tampak menunjukkan peningkatan dalam strategi berpikir. Mereka menemukan pencerahan (insight) dalam hal memecahkan masalah, mengorganisasi langkah-langkah pekerjaan, dsb, agar penyelesaian tugas dapat lebih efektif. Sebagian anggota malah dapat mentransfer peningkatan kemampuan inisiatifnya ke dalam sisi lain kehidupannya, yaitu dalam perencanaan karier.

2. Transformasi dalam motivasi Dengan adanya perkembangan keterampilan inisiatif, motivasi para anggota juga berubah. Larson dkk menemukan, dalam tiga organisasi yang diteliti banyak anggota yang awalnya bergabung dengan alasan ekstrinsik: untuk memuaskan orangtua, mengisi waktu luang bersama teman sebaya, menjadi prasyarat lulus sekolah, atau karena ada honor. Namun, sebagian besar kemudian menunjukkan perubahan.

Motivasi mereka menjadi lebih intrinsik (adanya minat pribadi terhadap program), dengan alasan dapat terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang baru, segar, dan menarik secara pribadi.

3. Memperoleh modal sosial Perkembangan remaja, selain berupa perkembangan karakter dan penguasaan keterampilan baru, juga perkembangan dalam pembentukan relasi pribadi, termasuk relasi dengan orang dewasa. Untuk itu, orang muda butuh relasi dengan orang dewasa yang dapat memberi modal sosial, yakni yang memberi informasi dan sumber daya yang menghubungkan mereka dengan dunia orang dewasa.

Modal sosial selain baik untuk individu juga baik untuk komunitas karena adanya pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan kepercayaan, sehingga membentuk keadaan masyarakat yang sehat. Keterlibatan dalam program-program kepemudaan merupakan kesempatan untuk membangun modal sosial dan berkembang menjadi orang-orang dewasa yang berkeahlian tinggi.

Dari penelitian Larson dkk ditemukan bahwa para anggota dari tiga organisasi yang diteliti memanfaatkan relasinya dengan orang-orang dewasa dalam komunitas yang ada untuk keperluan pendidikan dan perencanaan karier mereka.

Banyak anggota mengaku telah belajar dari para orang dewasa mengenai pilihan pendidikan dan karier di masa mendatang. Dalam relasinya dengan orang-orang dewasa sepanjang kegiatan yang dilaksanakan, mereka dapat menemukan secara nyata bagaimana orang dewasa mengelola tantangan hidup, dan mereka ikut mengembangkan keahlian untuk menghadapi tantangan.

4. Menjembatani perbedaan Bentuk lain modal sosial/interpersonal diperoleh melalui teman-teman sebaya, yakni dengan mengembangkan hubungan dan pemahaman terhadap berbagai aspek perbedaan manusia (etnis, agama, gender, status sosial-ekonomi, tujuan, dsb). Hasil penelitian Larson dkk menunjukkan melalui program-program pada tiga organisasi yang diteliti, para anggota mengalami perkembangan kompetensi untuk memahami dan menghargai keanekaragaman manusia.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa para anggota belajar menjembatani perbedaan melalui proses tiga tahap: a. Pertama, mengalami interaksi dengan orang-orang muda lain yang berbeda dengan dirinya dalam berbagai hal. Melalui interaksi ini mereka mengalami hubungan yang bermakna dengan teman berbeda etnis dan sebagainya serta membangun rasa saling percaya. b. Kedua, melalui interaksi tersebut mereka belajar tentang orang lain dan mulai melihat orang lain secara lebih utuh. Dengan bersama-sama mengerjakan apa yang menjadi program dalam kelompok-kelompok kecil, mereka menjadi saling bergantung dan akrab satu sama lain. c. Ketiga, mereka mengalami perubahan dalam berpikir yang memengaruhi bagaimana interaksinya dengan anggota kelompok-kelompok lain. Berdasarkan pengalaman berinteraksi secara akrab dengan orang lain di dalam kelompok, selanjutnya dalam interaksi dengan kelompok lain mereka telah mampu untuk menghargai perbedaan-perbedaan, sehingga dalam interaksi tidak terjadi pembedaan antarkelompok.

Namun, dalam kenyataan pencapaian tahap ketiga ini tidak berlangsung mudah. Bila sungguh-sungguh dihadapkan dengan perbedaan antarkelompok, kadang terjadi pertahanan diri, penolakan, atau pengabaian masalah yang dihadapi. Dalam situasi seperti ini orang dewasa yang menjadi pendamping program bekerja keras menciptakan kondisi positif bagi interaksi antarkelompok. Antara lain dengan memberikan status yang sama, membangun kerja sama, kontak individu antarkelompok, dan adanya dukungan dari orang-orang dewasa (pendamping) dalam berbagi seting kegiatan.

5. Menemukan tanggung jawab baru Tanggung jawab merupakan kualitas yang diharapkan dimiliki orang yang berkembang menuju kedewasaan. Hasil penelitian Larson dkk menunjukkan, banyak anggota mengakui adanya proses menjadi lebih bertanggung jawab dalam perasaan maupun dalam bertindak, sepanjang keikutsertaannya dalam program. @

M M Nilam Widyarini MSi Kandidat Doktor Psikologi

Sabtu, 15 Mei 2010

Menjadi Orang Tabah

Menjadi Orang Tabah

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa pun kita, tidak ada yang bebas dari tekanan hidup atau stres. Bagaimana kita menyikapi atau merespon stres, ternyata sangat membedakan kita satu sama lain.

Ada orang yang mudah mengeluh dan mudah menyerah dalam menghadapi tekanan hidup. Ada pula yang begitu tegar, optimistis, dan memandang tekanan hidup sebagai tantangan yang dapat dihadapi. Perbedaan ini dapat disebut perbedaan dalam ketabahan menghadapi stres. Ketabahan hati ternyata memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan fisik dan mental kita.

Ketabahan hati, keteguhan hati, atau hardiness, merupakan topik yang jarang dibicarakan dalam psikologi. Untunglah, hal tersebut masih menjadi perhatian sebagian kalangan psikologi, sehingga kita dapat memanfaatkan pengetahuan mengenai ketabahan hati untuk keperluan praktis dalam menghadapi persoalan hidup.

Dalam uraian ini kita akan menemukan pengertian, komponen-komponen, dan manfaat dari ketabahan hati.

Pengertian Kobasa dkk. dalam Journal of Personality and Social Psychology (1982) menjelaskan ketabahan hati sebagai suatu konstelasi karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber daya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres.

Tokoh lain, Cotton (1990), lebih jelas lagi mengartikan ketabahan hati sebagai komitmen yang kuat terhadap diri sendiri, sehingga dapat menciptakan tingkah laku yang aktif terhadap lingkungan dan perasaan bermakna yang menetralkan efek negatif stres.

Sementara Quick dkk. (1997) menyatakan ketabahan hati sebagai konstruksi kepribadian yang merefleksikan sebuah orientasi yang lebih optimistis terhadap hal-hal yang menyebabkan stres. Ini sesuai dengan pendapat Kobasa yang melihat ketabahan hati sebagai kecenderungan untuk mempersepsikan atau memandang peristiwa-peristiwa hidup yang potensial mendatangkan stres sebagai sesuatu yang tidak terlalu mengancam.

Orang yang memiliki ketabahan hati memiliki keberanian berkonfrontasi terhadap perubahan atau perbedaan dan menarik hikmah dari keadaan tersebut (Foster & Dion, 2004).

Nah, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai ketabahan hati berdasarkan berbagai penjelasan tadi?

Komponen Komponen atau aspek apa saja yang terdapat dalam ketabahan hati? Pengetahuan mengenai hal ini memberikan kejelasan kepada kita untuk dapat mewujudkan ketabahan dalam hidup kita.

Franken dalam bukunya Human Motivation (2002) menjelaskan adanya tiga komponen di dalam ketabahan hati. Ketiga komponen itu adalah:

1. Kontrol Komponen ini berisi keyakinan bahwa individu dapat memengaruhi atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam hidupnya. Individu percaya bahwa dirinya dapat menentukan terjadinya sesuatu dalam hidupnya, sehingga tidak mudah menyerah ketika sedang berada dalam keadaan tertekan.

Individu dengan ketabahan hati yang tinggi memiliki pandangan bahwa semua kejadian dalam lingkungan dapat ditangani oleh dirinya sendiri dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukan sebagai respon terhadap stres. Seorang tokoh, DuDell, menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) kerelaan dan keterampilan untuk membuat keputusan yang baik; (b) perasaan otonomi diri dan perasaan adanya suatu pilihan yang dapat diambil; (c) kemampuan untuk melihat peristiwa yang menyebabkan stres sebagai suatu bagian dari kehidupan; (d) motivasi untuk berprestasi sesuai dengan tujuan.

2. Komitmen Komponen ini berisi keyakinan bahwa hidup itu bermakna dan memiliki tujuan. Individu juga berkeyakinan teguh pada dirinya sendiri walau apa pun yang akan terjadi.

Individu dengan ketabahan hati yang tinggi percaya akan nilai-nilai kebenaran, kepentingan dan nilai-nilai yang menarik tentang siapakah dirinya dan apa yang mampu ia lakukan. Selain itu, individu dengan ketabahan hati yang tinggi juga percaya bahwa perubahan akan membantu dirinya berkembang dan mendapatkan kebijaksanaan serta belajar banyak dari pengalaman yang telah didapat. DuDell menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) ketertarikan dan keingintahuan tentang hidup; (b) keyakinan dan ketahanan diri; (c) kerelaan untuk mencari bantuan dan dukungan sosial; (d) kemampuan mengenali nilai-nilai pribadinya yang unik dan tujuannya sendiri.

3. Tantangan Komponen ini berupa pengertian bahwa hal-hal yang sulit dilakukan atau diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan, yang pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.

Dengan demikian individu akan secara ikhlas bersedia terlibat dalam segala perubahan dan melakukan segala aktivitas baru untuk bisa lebih maju. Individu seperti ini biasanya menilai perubahan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menantang daripada sesuatu yang sifatnya mengancam. Dengan pandangan yang terbuka dan fleksibel, tantangan dapat dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan harus dihadapi. Bahkan, tantangan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar lebih banyak.

DuDell menjabarkan komponen ini menjadi empat, yaitu: (a) pendekatan yang fleksibel terhadap orang lain dan kondisi-kondisi tertentu; (b) memandang segala sesuatu secara positif dan optimis; (c) kerelaan untuk mengambil risiko yang membangun; (d) penghargaan serta penerimaan atas keunikan diri sendiri sebagai suatu berkah.

Tidak Mudah Jatuh Sakit Orang yang tabah dapat memetik beberapa manfaat bagi dirinya. Wahyu Rahardjo dalam laporan penelitiannya mengenai ketabahan hati (2005) merangkum dari berbagai literatur, dan menuliskan adanya tujuh fungsi ketabahan hati ini.

1. Membantu dalam proses adaptasi Individu dengan ketabahan yang tinggi akan sangat terbantu dalam melakukan proses adaptasi terhadap hal-hal baru, sehingga stres yang ditimbulkan tidak banyak. Sebuah penelitian membuktikan bahwa etnis Cina Kanada yang tinggal di Toronto, yang memiliki ketabahan hati lebih tinggi, lebih mudah beradaptasi dan mengurangi efek kecemasan serta tetap memiliki harga diri yang tinggi ketika mengalami diskriminasi. Sebuah penelitian lain memiliki hasil yang senada, menunjukkan bahwa ketabahan hati dapat membantu penyesuaian diri remaja pria yang melakukan wajib militer.

2. Lebih memiliki toleransi terhadap frustrasi Sebuah penelitian terhadap dua kelompok mahasiswa, yaitu kelompok yang memiliki ketabahan hati tinggi dan yang rendah, menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati tinggi menunjukkan tingkat frustrasi yang lebih rendah dibanding mereka yang ketabahan hatinya rendah.

Senada dengan hasil penelitian itu, penelitian lain menyimpulkan bahwa ketabahan hati dapat membantu mahasiswa untuk tidak berpikir akan melakukan bunuh diri ketika sedang stres dan putus asa.

3. Mengurangi akibat buruk dari stres Kobasa yang banyak meneliti ketabahan hati menyebutkan bahwa ketabahan hati sangat efektif berperan ketika terjadi periode stres dalam kehidupan seseorang. Demikian pula pernyataan beberapa tokoh lain. Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak terlalu menganggap stres sebagai suatu ancaman.

4. Mengurangi kemungkinan terjadinya burnout Burnout, yaitu situasi kehilangan kontrol pribadi karena terlalu besarnya tekanan pekerjaan terhadap diri, sangat rentan dialami oleh pekerja-pekerja emergency seperti perawat dsb. yang memiliki beban kerja tinggi. Untuk individu yang memiliki beban kerja tinggi, ketabahan hati sangat dibutuhkan untuk mengurangi burnout yang sangat mungkin timbul. Sebuah penelitian memberikan hasil yang sesuai dengan pernyataan itu, yaitu perawat yang memiliki ketabahan hati tinggi, ternyata lebih sulit mengalami burnout dibanding perawat yang ketabahan hatinya rendah.

5. Mengurangi penilaian negatif terhadap suatu kejadian atau keadaan yang dirasa mengancam dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil Coping adalah penyesuaian secara kognitif dan perilaku menuju keadaan yang lebih baik, bertoleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terdapat dalam situasi stres. Ketabahan hati membuat individu dapat melakukan coping yang cocok dengan masalah yang sedang dihadapi. Individu dengan ketabahan hati tinggi cenderung memandang situasi yang menyebabkan stres sebagai hal positif, dan karena itu mereka dapat lebih jernih dalam menentukan coping yang sesuai.

Pernyataan dari Schult & Schult (1994) tersebut didukung oleh sebuah penelitian terhadap perawat yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ketabahan hati tinggi lebih baik dalam memilih coping yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

6. Lebih sulit untuk jatuh sakit yang biasanya disebabkan oleh stres Ketabahan hati dapat menjaga individu untuk tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian yang penuh stres (Smet, 1994). Karena lebih tahan terhadap stres, individu juga akan lebih sehat dan tidak mudah jatuh sakit karena caranya menghadapi stres lebih baik dibanding individu yang ketabahan hatinya rendah (Cooper dkk, 1998).

7. Membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan. Kobasa & Pucetti (1983) menyatakan bahwa ketabahan hati dapat membantu individu untuk melihat kesempatan lebih jernih sebagai suatu latihan untuk mengambil keputusan, baik dalam keadaan stres ataupun tidak. @ M.M Nilam Widyarini M.Si Kandidat Doktor PsikologiM

Rabu, 28 April 2010

Mari Kita Dukung Bersama untuk Indonesia

Komodo Butuh Dua Juta 'Vote' untuk Masuk Tujuh Keajaiban Dunia
Selasa, 27 April 2010 | 15:12 WIB


TEMPO Interaktif, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang berupaya mencari dukungan dari seluruh warga Indonesia di dalam negeri maupun luar negeri untuk mendukung komodo. Karena jika ingin terpilih sebagai tujuh keajaiban dunia, dibutuhkan sebanyak dua juta suara.

"Untuk menggolkan komodo sebagai tujuh keajaiban dunia dibutuhkan dua juta dukungan melalui vote komodo," kata Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Wely Rohimone di Kupang, selasa (27/4).

Menurut dia, pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan semua pihak di daerah agar mau memberikan dukungan kepada komodo melalui vote agar bisa masuk sebagai tujuh keajaiban dunia.

Walaupun saat ini komodo masih berada pada urutan 14, namun pemerintah daerah masih punya kesempatan untuk menggalang dukungan karena vote tersebut masih baru berakhir pada Juni 2011. "Pengumuman pemenangnya baru akan dilakukan pada Oktober 2011 mendatang," katanya.

Berdasarkan hasil koordinasi, katanya, beberapa instansi sudah menyatakan akan memberikan dukungan melalui vote. Namun, dukungan yang diberikan belum mencapai dua juta vote yang dibutuhkan.

PT Telkomsel menjanjikan sebanyak 48 ribu vote mendukung komodo, Badan Pengelola Data Elektronik (PDE) sebanyak 21 ribu, dan pihak lain sebanyak empat ribu vote. Total vote ini hanya mencapai 73 ribu sehingga masih kurang satu juta lebih vote.

Karena itu, ia berharap adanya dukungan dari masyarakat Indonesia di dalam negeri dan luar negeri bagi komodo agar terpilih sebagai tujuh keajaiban dunia. "Kampanye komodo secara nasional dan internasional dilakukan oleh Kementerian Budpar. Kita hanya untuk daerah saja," katanya.

Untuk memberikan dukungan komodo sebagai tujuh keajaiban dunia dapat dilakukan melalui 'vote' di www.new7wonder.com.

YOHANES SEO

Jumat, 16 April 2010

Selingan Diwaktu Senggang

DARI HATI YANG TERDALAM UNTUK ORANG-ORANG YANG TAK KUNJUNG PAHAM.

Saudara-saudara, dari hati yang terdalam saya ingin menyatakan bahwa sesungguhnya saya amat prihatin dengan keadaan ini. Perkembangan masalah sudah keluar dari jalur, bahkan mengarah pada character assassination, sehingga pidato lengkap saya diringkas menjadi empat karakter: cuih. Tepatnya lima karakter bila ditambahi tanda pagar.

Pagar, Saudara-saudara. Pa-gar. Itulah batas langkah kita. Pagar adalah batas wilayah maslahat dan mudarat. Di wilayah yang di balik pagar itu, ada sebuah lorong panjang beratap. Itulah koridor menuju bangunan besar. Saya selalu menempuh koridor itu karena semua rambunya telah jelas bagi saya. Maka dengan tulus dan penuh rendah hati saya mengharap agar jangan paksa saya keluar dari koridor itu.

Saya bukanlah penghibur yang berkewajiban menyenangkan sebanyak-banyaknya orang, sebesar-besarnya khalayak ramai maupun sepi, lalu mengorbankan orang-orang yang dengan segala kekurangannya telah membantu saya. Tidak, Saudara-saudara. Jangan paksa saya lakukan itu.

Dalam sanubari saya ada satu hal yang saya pegang teguh bahwa keselarasan dalam kebersamaan adalah segalanya. Janganlah hendaknya tata dikorbankan meskipun tujuannya mulia, bahkan misalkan pun sesuai dengan impian dan keyakinan saya. Tata tentrem adalah segalanya bagi saya.

Dengan segala kewenangan saya, apalagi didukung oleh rakyat — tapi maaf saja rakyat kadang bisa menjadi sekumpulan besar serigala — dapat saja saya melakukan sejumlah langkah tegas dan pasti.

Dengan posisi saya sekarang ini, apalagi dengan restu segenap rakyat, dapat saja saya menerabas paugeran, mengabaikan semua rambu yang kita susun bersama, agar orang-orang tertentu mendapatkan ganjaran atas perilakunya.

Saya bisa. Saya mampu. Apalagi jika dan hanya jika kita bersama. Tetapi saya tidak menginginkan, katakanlah, perbenturan besar yang merugikan kita semua padahal kehidupan masih harus kita jalani dengan tenang. Jadi, itu bukan karena saya tersandera oleh rambu yang penerapannya, bahkan penyusunannya, bergantung pada pihak lain. Bukan karena itu. Juga bukan karena saya takut, tiada bernyali, apalagi pengecut. Bukan.

Saya percaya bahwa orang-orang yang saya percayai dapat menerima amanat saya dengan penuh kedewasaan meskipun tidak saya nyatakan secara tegas di depan umum. Kalaupun mereka tidak dapat menangkap isyarat, tentulah itu bukan kesalahan saya. Mereka bukanlah anak kecil. Jika mereka tak melakukan apa yang saya harapkan, maka tidak pada tempatnya jika Saudara-saudara menagihkan penggenapannya kepada saya. Ini hanyalah soal pembagian tanggung jawab saja.

Kepada Saudara-saudara saya juga amat sangat dengan hormat mengharapkan agar lebih dewasa dan bijak dalam mencerna pokok pikiran saya. Manakala Saudara-saudara menuntut saya menyatakan hal penting secara ringkas dan tegas maka itu, mohon maaf, sama saja dengan menyederhanakan persoalan.

Ketika kalimat diringkas, yang terjadi adalah pendangkalan makna. Nuansa terpinggirkan, peta persoalan kurang terpahami, sehingga masalah hanya dilihat secara hitam dan putih.

Marilah kita kembali bekerja. Buang jauh-jauh pikiran sesat dan niat busuk. Mari kita jaga kebersamaan. Percayalah Saudara-saudara, bahwa dengan niat baik dan kehendak tulus, disertai kerja sama dan tenggang rasa, maka kita akan dapat mencapai tujuan bersama, yakni kehidupan yang berkeadaban, menyenangkan, membahagiakan, adil, makmur, sentosa, sejahtera, keren, pokoknya oke banget gitu lho. Percaya deh! Bener. Asli. Situ mau apa? Cuih!*)

Salam,
Paman Kikuk
(bukan saudaranya Paman yang punya blog ini)

*) Cuih belum ada dalam kamus, tetapi “cih” ada dalam KBBI, dengan penjelasan arti:
cih p kata seru menyatakan tidak suka, mengejek, dsb: – pembohong, tidak bermalu“. Adapun menurut Bahtera, penjelasan “cih” dalam bahasa Inggris serupa “exclamation of scorn, disgust, disapproval“.

Maaf jika saya seperti bercongkak diri dalam soal bahasa. Jangan menghina, meski saya dibesarkan dalam korps yang menyukai perkelahian, bahkan bersekolah khusus dan dibayar untuk itu, saya selalu mencoba cermat dalam berbahasa — dengan maupun tanpa teks. Terima kasih. Paman Kikuk.

Sumber warta diambil dari blogombal.org

Renungan Untuk Priok Berdarah

Cari Satpol PP Ideal? Tengoklah Solo

VIVAnews - Bentrok berdarah antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan warga Koja, Jakarta Utara gara-gara sengketa lahan makam Mbah Priok seharusnya tak terjadi.

Kepala Satpol PP Solo, Hasta Gunawan mengatakan, Satpol PP sebagai pelayan publik tak seharusnya membawa pentungan dan melempar batu. Satpol PP sebagai pelayan masyarakat harus mengutamakan pendekatan persuasif.

"Kita ikut berduka cita dan berbela sungkawa atas kejadian di Jakarta Utara," kata dia kepada VIVAnews di Solo, Kamis, 15 April 2010.

Namun, kata Hasta, bentrok yang berakhir dengan tragedi yang juga menewaskan tiga anggota Satpol PP sebenarnya bisa dihindari.

"Kami memiliki prinsip '5 si', yaitu komunikasi, koordinasi, sosialisasi, solusi dan realisasi. Melalui prinsip tersebut, berbagai penggususran hunian, PKL atau tempat usaha untuk penataan tata ruang kota di Solo bisa dilakukan secara damai," ungkapnya.

Dalam melakukan penggusuran, atpol PP Solo pun tidak pernah membawa pentungan. Petugas hanya 'bersenjatakan' peluit.

"Pentungan adalah simbol kekerasan. Padahal sisi kekerasan ini harus dihindari, yang lebih penting bagaimana kedua belah pihak saling berkomunikasi. Sehingga ada win-win solution-nya. Jadi dari pemerintah jangan hanya main eksekusi saja," urainya.

Berdasarkan pantaun VIVAnews di kantor Satpol PP Solo, sama sekali tidak terlihat peralatan sepeti halnya pentungan, tameng dan baja helm.

Bahkan, Hasta menyuruh VIVAnews mencari alat perlengkapan itu di kantornya. Hasilnya, nihil.

Justru yang berhasil ditemukan hanya peralatan musik untuk upacara. Ada drum, simbal dan terompet.

Selain dibekali peluit, semua aparat Satpol PP Solo diberi bekal buku panduan operasional.

Di dalam buku itu berisi semua standar tugas Satpol PP. Meskipun terdapat standar menggunakan senjata, pentungan, tameng, dan helm baja. Namun, Satpol PP Solo tidak memakainya.

"Ya, karena kami memang tidak memiliki dan tidak memerlukan alat tersebut," kata Hasta.

Selama beberapa tahun terakhir, Satpol PP Solo berhasil melakukan relokasi di beberapa lokasi yang sensitif seperti hunian di bantaran Bengawan Solo, pasar tradisional. Juga relokasi pedagang di monumen Banjarsari yang jumlahnya mecapai ribuan.

Tak ada keributan, bahkan relokasi ini dilakukan dengan cukup meriah, yaitu pawai tradisi dengan gunungan dan pakaian tradisional Jawa.

Satpol PP Solo, kata Hasta, justru menjadi sahabat para demonstran ketika ada demonstrasi.

"Ini senjata kami, air kemasan. Air kemasan ini kami jadikan pendekatan persuasif kepada demonstran. Dalam arti kami memberikannya di kala panas menyengat," kata dia.

Bukannya dihindari, truk Satpol PP selalu dicari demonstran. "Untuk dimintai bantuan untuk memulangkan demonstaran ke kampus," ungkapnya, tersenyum.

Karena pendekatan yang persuasif serta membuahkan hasil yang manis, membuat beberapa daerah melakukan studi banding ke Satpol PP Solo.

"Kami baru saja menerima dari Aceh. Jumlah daerah lain yang melakukan studi banding ke Solo tak terhitung. Satpol PP Solo terkenal anti kekerasan. Oleh sebab itu, mereka ingin menirunya," tutup Hasta.

Laporan: Fajar Sodiq| Solo

Kamis, 15 April 2010

Pengecoran Jalan Sawah 2

Pengecoran jalan Sawah,tapi atas kesepakatan bersama para tokoh masyarakat jalan Sawah berganti nama menjadi jalan Damai2.

























Ada yang tidak biasa dalam kerja bakti di jalan Damai2 ini terutama pada hari kedua dikerjakan pada malam hari tepatnya malam minggu,hampir semua warga yang ada di jalan Damai ini mengeluarkan makanan sehingga jumlah makanannya lebih banyak dari pada warga yang kerja bakti(maaf waktu itu saya lupa membawa kamera sehingga tidak ada dokumentasinya).

Karakter warga di jalan Damai ini sesuai dengan nama jalannya yaitu jalan Damai.
Semoga damai selalu.

Senin, 12 April 2010

REMBUK WARGA

Inilah cara warga RT008/011 Rawa Buaya untuk musyawarah persoalan dilingkungannya.malam ini tanggal 3 april 2010 berkumpul untuk membicarakan pengecoran jalan tahap ke dua yang terletak di jalan Sawah2 yang merupakan jalan baru karena adanya perluasan pemukiman penduduk.

Tempat musyawarah, digang pun jadi yang penting hasilnya optimal untuk menghasilkan keputusan yang benar-benar sangat dibutuhkan saat ini.

Walaupun terkesan seadanya namun semua pembicaraan cukup serius dengan masukkan-masukkan yang berbobot sehingga menghasilkan keputusan bahwa mulai besok minggu diadakan kerja bakti pengurukkan jalan.

Sepengetahuan penulis bahwa semua biaya ditanggung warga dan kas RT tanpa melibatkan pihak pemerintah seperti program pertama yang di bantu oleh pemerintah melalui PNPM Mandiri sebesar Rp.5.000.000,-







Demikian liputan kami tentang program-program RT008/011 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat.

TAWURAN ANTAR WARGA

Tawuran antar warga?

Berita ini tidak asing lagi dijaman yang serba moderen ini,lihat saja berita-berita di media cetak maupun media televisi sering ditayangkan tawuran antar warga A dengan warga B hanya karena persoalan sepele.

Terkadang sayapun menjadi heran jaman sekarang pendidikan semakin maju tapi masyarakatnya tidak mengikutinya.Artinya berperilaku tidak  berpendidikan termasuk tawuran saling lempar batu ,saling merusak fasilitas umum.

Apalagi sekarang sudah menjadi tren,dan sudah masuk dikalangan pendidikan,tawuran antar pelajar SMP,tawuran antar pelajar SMA bahkan mahasiswa yang nota bene berpendidikan.

Apa yang salah dalam bermasyarakat ini?apakah pengaruh dari acara televisi yang menayangkan adegan-adegan baku hantam dalam film-film tersebut atau sudah bergesernya pola hidup masyarakat karena modernisasi jaman.

Padahal budaya nenek moyang kita adalah budaya santun dan budaya gotong-royong saling membantu.Coba kita telusuri adakah warga yang masih menjunjung budaya nenek moyangnya.

Ini ada di salah satu wilayah dalam ruang lingkup RT yang masih menerapkan budaya nenek moyang yaitu gotong royong dan mungkin ini adalah solusi untuk menekan terjadinya TAWURAN ANTAR WARGA .

Peristiwa ini tepatnya berada di wilayah RT008 RW 011 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat.Disini warga Rt008 dan warga Rt010 sering mengadakan acara kerja bakti bersama sehingga terjadi silaturahmi masal dan dampaknya bila salah satu warga terjadi perselisihan maka dengan segera dapat didamaikan,disinilah peran serta ketua lingkungan dalam hal ini RT dan tokoh masyarakat yang menjadi penengah.Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Mungkin ini adalah salah satu solusi yang sangat jitu saat ini.Lihat bagaimana kedua warga saling bahu membahu untuk menyelesaikan pekerjaan sosial bersama-sama,saling bersenda gurau dengan tanpa beban di masing-masing warga.


Coba simak beberapa foto dibawah ini,dan apa yang ada dibenak anda setelah melihat foto-foto ini?.








Semoga menjadi contoh bagi warga-warga yang sekarang lagi bertikai.

Rabu, 31 Maret 2010

Hari Pertama Program Utama


Hari pertama setelah pengukuhan tadi malam,pagi ini (tepatnya hari minggu tgl;28 Maret 2010)seluruh warga Rt008/011 beserta staf RT diajak kerja bakti pengecoran jalan perbatasan Rt008 dengan Rt010.

Pengecoran/pengerasan jalan dilakukan atas subsidi dari PNPM Mandiri sebesar Rp.5.000.000,- dan ditambah dari warga gabungan RT008 dan RT010 sebesar +/- Rp.2.500.000,- 


Jalan sebelum dicor.


Mantan RT008 walaupun sudah lengser namun kiprahnya dilingkungan masih tetap seperti waktu menjadi RT


Pengecoran jalan perbatasan RT008 dan RT010,yang baju coklat adalah Ketua RT008 yang baru. 

Pengurus RT008 yang baru.

Warga kedua RT berbaur dan bergotong royong.

Tidak lupa pemudanya untuk ambil bagian.

Pengecoran sedang berjalan.

Pengurus RT008 yang baru dan mantan RTnya saling bersinergi untuk mensukseskan proyek ini.Yang memegang kertas adalah humas,kaos biru wakil RT dan yang berdiri mantan RT yaitu bapak Munawar Yasin.


Semua warga saling bekerja sama untuk memperbaiki jalan.

Setelah jalan selesai di cor.

Dan disini yang perlu diketahui adalah walaupun kemaren ketiga calon memperebutankan kursi ketua RT dan ternyata yang menang maupun yang kalah waktu itu,namun hari ini semua membaur jadi satu ,saling dukung untuk mensukseskan proyek kemasyarakatan ini seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.


Ini adalah contoh kedewasaan berpikir masyarakat RT008 RW011 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat dalam melakukan pesta demokrasi yang benar,Semoga bisa menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia yang lainnya.Amin.

Pengukuhan dan Pisah-sambut Ketua RT terpilih

Tgl 27 Maret 2010 jam 19:30 wib warga RT008/011 Rawa buaya Cengkareng Jakarta Barat diundang untuk menyaksikan pengukuhan ketua RT terpilih yaitu bapak Sukino serta diadakan pisah-sambut dengan ketua RT yang lama yaitu bapak Munawar Yasin.

Agar supaya acara tidak terkesan seremonial maka didatangkan ustad untuk memberi pencerahan kepada ketua RT yang baru khususnya dan masyarakat yang hadir pada umumnya,sehingga acara ini bermanfaat baik dunia maupun akhiratnya.

Beberapa menit sebelum acara dimulai mendadak hujan lebat,panitia sibuk menyelamatkan peralatan pendukung seperti sound system,terpal ,karpet dan lain-lainnya.Warga yang datang sibuk untuk menyelamatkan diri dari hujan untuk berteduh,maklum acara digelar dijalan.

Panitia acara termasuk para ibu yang mulai dari subuh sudah bekerja agar acara ini berjalan lancar sesuai program sempat was was mengingat masakkan begitu banyak ,siapa yang akan menghabiskan makanan ini bila hujan tidak berhenti,bisa dipahami mengingat kambing yang disembelih sebanyak tiga ekor untuk acara ini.

Alhamdulillah hujan berhenti walaupun masih gerimis,maka acara dimulai.Pertama-tama pembawa acara yaitu saudara Mirad membacakan susunan acara.

Dan ini adalah foto-foto yang terjadi dalam acara tersebut.


Demikianlah acara pengukuhan dan pisah-sambut yang berjalan dengan lancar,tertib dan damai,sekaligus Ketua RT yang baru memperkenalkan susunan pengurusnya.

Kepengurusan RT008 RW011 Periode 2010 - 2013
Ketua RT : Bapak Sukino
Wakil RT : Bapak Rochmadi
Sekretaris : Bapak Setyo Adi
Bendahara : Bapak Daryono
Humas : Bapak Suradi
Hansip : Bapak Mukri
Penasehat : Bapak Munawar Yasin







Jumat, 26 Maret 2010

Kamis, 25 Maret 2010

TPS jilid 5

Ini adalah akhir dari pada pewartaan tentang TPS (Tempat Pemungutan Suara).
Setelah serah terima jabatan kepengurusan RT,acara selanjutnya adalah sambutan - sambutan.

Sambutan dari tokoh masyarakat diwakili oleh bapak Bambang,sambutan dari wakil Ketua RW 011 Rawa Buaya bapak Tri Mulyo dan sambutan dari Sekertaris RW 011 bapakHelmi.

Do'a penutup acara dipimpin oleh bapak ustad Mugeni.




Selesai sudah pekerjaan Panitia 5 dalam menjalankan tugas dalam rangka Pemilihan Ketua Rukun Tetangga 008/011.

Namun tanpa disangka usai acara ditutup, secara spontanitas warga bernyanyi menggunakan alat musik rebana mengiringi ketua RT terpilih menuju kerumahnya,dengan bernyanyi sepanjang jalan sambil dipayungi layaknya seorang pengantin.






Demikian laporan kami tentang TPS,mohon maaf bila tulisan kami yang tanpa sengaja mungkin menyinggung perasaan pembaca atau sebagian warga yang terlibat dalam acara pesta demokrasi.